Jumat, 08 November 2019

Habibie sumber inspirasi



Habibie Sumber Inspirasi

By:

Muhammad Irsyad Junaedi

Kira-kira apa yang dipikirkan seseorang ketika akan naik pesawat terbang?. Pasti faktor keselamatan adalah salah satu point yang dipikirkan penumpang ketika mereka akan berpergian menggunakan moda transportasi udara. Meskipun kebanyakan orang berfikiran demikian,  namun tidak sedikit juga orang yang berpendapat bahwa ketepatan waktu untuk sampai ke tujuan adalah lebih utama dari faktor keselamatan. Pertanyaan yang sering muncul ketika akan menaiki pesawat terbang diantaranya : Apakah pesawat yang akan dinaiki ini layak terbang dan tidak memiliki kendala teknis?, Apakah pilot yang menerbangkannya dalam kondisi yang fit dan tidak terpengaruh obat-obatan terlarang?. Pertanyaan tersebut mungkin terlihat teknis dan terlalu berlebihan bagi masyarakat pada umumnya, tetapi tidak bagi generasi Y dan Z. Semakin mudahnya generasi ini memperoleh akses informasi khususnya terkait berita kecelakaan pesawat terbang, mengakibatkan timbulnya kekhawatiran yang berlebihan untuk menggunakan moda transportasi ini. Diluar sana sebenarnya sudah banyak instansi maupun institusi yang melakukan penelitian untuk sekedar menunjukan bahwa jumlah kecelakaan pesawat terbang ternyata jauh lebih kecil dibandingkan jumlah kecelakaan yang terjadi pada moda transportasi lain nya, tetapi ketakutan untuk menggunakan moda transportasi udara masih tetap ada di sebagaian masyarakat kita. Apakah kalian salah satu nya?.. :)


Jadi faktor apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pada pesawat terbang?. Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menimbulkan potensi kecelakaan pesawat terbang, diantaranya adalah human error, kondisi cuaca dan kondisi pesawat itu sendiri. Dari sisi pesawat terbang, cacat-cacat yang terbentuk selama proses produksi dan perakitan bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Dari sekian banyak cacat, crack atau retakan adalah yang paling ditakuti oleh setiap produsen pesawat terbang, karena cacat ini merupakan cacat hidup yang akan bergerak tidak beraturan ketika menerima energi aktivasi dari luar seperti terkena getaran dinamis akibat proses landing dan take off  atau terpapar oleh suhu yang ekstrim ketika pesawat berada di udara. Pada tahun 1965, B.J. Habibie menemukan teori keretakan pesawat atau istilah keren nya adalah crack progression theory, dimana teori ini sangat diperlukan oleh dunia penerbangan pada masa itu karena diharapkan dapat memberikan solusi atas kejadian jatuhnya pesawat secara misterius, yang kemudian diketahui penyebabnya akibat adanya kelelahan atau fatique pada beberapa komponen di dalam badan pesawat terbang, sehingga komponen tersebut mengalami retakan.


Penemuan teori ini merupakan salah satu perwujudan satu dari sekian banyak nilai yang diyakini oleh B.J. habibie, yaitu “dimanapun engkau berada selalulah menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang bisa kita berikan”. Teori ini memberikan sumbangsih yang sangat berharga bagi dunia penerbangan, karena disamping dapat mengeliminasi terjadinya keretakan pada badan pesawat, juga dapat meningkatkan efisiensi dari konstruksi pesawat terbang dengan cara menurunkan derajat safety factor, sehingga bisa meringankan bobot pesawat tanpa penumpang dan bahan bakar mencapai 10 persen dari bobot sebelumnya. Keberhasilan B.J. Habibie dalam menemukan teori keretakan pesawat tersebut memberikan inspirasi bagi generasi muda di Indonesia untuk tidak gampang menyerah dalam mencari solusi atas setiap permasalahan bangsa. khusus dalam kehidupan pekerjaan kita sehari hari, implementasi dari  nilai yang diyakini oleh B.J. habibie tersebut adalah dengan sebaik mungkin dalam menyelesaikan segala pekerjaan yang dibebankan oleh perusahaan sesuai dengan profesi kita.