Habibie Sumber Inspirasi
By:
Muhammad Irsyad Junaedi
Kira-kira apa yang dipikirkan seseorang ketika
akan naik pesawat terbang?. Pasti faktor keselamatan adalah salah satu point yang dipikirkan penumpang ketika mereka akan berpergian menggunakan moda
transportasi udara. Meskipun kebanyakan orang berfikiran demikian, namun tidak sedikit juga orang yang
berpendapat bahwa ketepatan waktu untuk sampai ke tujuan adalah lebih utama dari faktor keselamatan.
Pertanyaan yang sering muncul ketika akan menaiki pesawat terbang diantaranya :
Apakah pesawat yang akan dinaiki ini layak terbang dan tidak memiliki kendala
teknis?, Apakah pilot yang menerbangkannya dalam kondisi yang fit dan tidak
terpengaruh obat-obatan terlarang?. Pertanyaan tersebut mungkin terlihat teknis
dan terlalu berlebihan bagi masyarakat pada umumnya, tetapi tidak bagi generasi
Y dan Z. Semakin mudahnya generasi ini memperoleh akses informasi khususnya terkait
berita kecelakaan pesawat terbang, mengakibatkan timbulnya kekhawatiran yang
berlebihan untuk menggunakan moda transportasi ini. Diluar sana sebenarnya sudah
banyak instansi maupun institusi yang melakukan penelitian untuk sekedar
menunjukan bahwa jumlah kecelakaan pesawat terbang ternyata jauh lebih kecil
dibandingkan jumlah kecelakaan yang terjadi pada moda transportasi lain nya, tetapi ketakutan untuk menggunakan moda transportasi udara masih tetap ada di sebagaian masyarakat kita. Apakah kalian salah satu nya?.. :)
Jadi faktor apa yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan pada pesawat terbang?. Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menimbulkan
potensi kecelakaan pesawat terbang, diantaranya adalah human error, kondisi cuaca dan kondisi pesawat itu sendiri. Dari
sisi pesawat terbang, cacat-cacat yang terbentuk selama proses produksi dan
perakitan bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Dari sekian banyak
cacat, crack atau retakan adalah yang
paling ditakuti oleh setiap produsen pesawat terbang, karena cacat ini merupakan
cacat hidup yang akan bergerak tidak beraturan ketika menerima energi aktivasi
dari luar seperti terkena getaran dinamis akibat proses landing dan take off atau terpapar oleh suhu yang ekstrim ketika
pesawat berada di udara. Pada tahun 1965, B.J. Habibie menemukan teori
keretakan pesawat atau istilah keren nya adalah crack progression theory, dimana teori ini sangat diperlukan oleh
dunia penerbangan pada masa itu karena diharapkan dapat memberikan solusi atas
kejadian jatuhnya pesawat secara misterius, yang kemudian diketahui penyebabnya
akibat adanya kelelahan atau fatique
pada beberapa komponen di dalam badan pesawat terbang, sehingga komponen
tersebut mengalami retakan.
Penemuan teori ini merupakan salah satu perwujudan
satu dari sekian banyak nilai yang diyakini oleh B.J. habibie, yaitu “dimanapun
engkau berada selalulah menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang
bisa kita berikan”. Teori ini memberikan sumbangsih yang sangat berharga bagi
dunia penerbangan, karena disamping dapat mengeliminasi terjadinya keretakan
pada badan pesawat, juga dapat meningkatkan efisiensi dari konstruksi pesawat
terbang dengan cara menurunkan derajat safety
factor, sehingga bisa meringankan bobot pesawat tanpa penumpang dan bahan
bakar mencapai 10 persen dari bobot sebelumnya. Keberhasilan B.J. Habibie dalam
menemukan teori keretakan pesawat tersebut memberikan inspirasi bagi generasi
muda di Indonesia untuk tidak gampang menyerah dalam mencari solusi atas setiap
permasalahan bangsa. khusus dalam kehidupan pekerjaan kita sehari hari, implementasi
dari nilai yang diyakini oleh B.J.
habibie tersebut adalah dengan sebaik mungkin dalam menyelesaikan segala pekerjaan yang dibebankan oleh perusahaan
sesuai dengan profesi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar