Rabu, 24 Agustus 2011

Proses pengelasan pada komponen pesawat terbang


Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas mengenai proses menggunakan metoda pengelasan yang di gunakan untuk membuat komponen pesawat terbang jenis casa 212-400 buatan PT. Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan casa-Spanyol.
Pesawat terbang merupakan alat transportasi udara yang banyak di gunakan di abad ini. Structur rangka pesawat terbang di sambung dengan berbagai jenis sambungan, kebanyakan diantaranya adalah sambungan rivet dan sambungan baut, kurang dari 10 % komponen pesawat terbang disambung mengunakan sambungan dengan metoda pengelasan.
Komponen yang di sambung dengan proses pengelasan pada umumnya adalah komponen yang cara penyambungan nya tidak dapat di subtitusi dengan metode penyambungan lain seperti menggunakan rivet dikarenakan berbagai pertimbangan maupun aspek keselamatan. Pada prinsipnya apabila ingin menggunakan sambungan dengan metoda pengelasan maka sang designer yang merancang sambungan las harus merancang sambungan tersebut sejauh mungkin dari bagian yang terkena konsentrasi stress ( tegangan ) akibat adanya gaya statis maupun dinamis yang muncul akibat proses pengoprasian suatu pesawat di udara. Hal ini dimaksudkan agar dapat meminimalisasi kerusakan yang terjadi pada sambungan pengelasan akibat pengaruh tegangan statis maupun dinamis. Daerah HAZ merupakan suatu daerah yang rentan sekali mengalami kerusakan akibat adanya pengaruh gaya gaya dari luar tersebut.
Material yang digunakan untuk membuat komponen pesawat terbang dengan menggunakan pengelasan salah satu nya adalah alumunium. Alumunium jenis L-3420-Tx pada umumnya sering di gunakan dikarenakan material ini memiliki berbagai keunggulan. Salah satu keunggulan nya adalah sifat weldability (mampu las) nya yang baik sekali (persentasi silicon (si) nya cukup  tinggi, sehingga relatif tidak mudah mengalami crack.



1 komentar: